Goa cerme terletak di desa
Selopamioro Kecamatan Imogiri Kabupaten bantul 20 km arah selatan dari kota
Yogyakarta. Goa cerme awalnya digunakan oleh walisongo untuk bertemu dan
mengadakan perundingan guna mengatur strategi dalam menyebarkan dan mengajarkan
agama islam di wilayah Jawa dan sekitarnya. Serta digunakan untuk berunding
dalam membangun sebuah masjid Besar di Demak, sebuah kota di utara Jawa Tengah
yang saat ini menjadi masjid yang sangat terkenal dan menjadi icon kota demak.
Kata cerme sebenarnya berasal dari kata ceramah dan masyarakat jawa sering
menyebutnya dengan kata cerme agar mudah untuk di ucapkan ataupun diingat.
Goa yang besar dan panjang ini berada
di ketinggian 500 meter diatas permukaan air laut dan memiliki panjang seluruhnya
kurang lebih 1,5 km. Untuk menyusuri goa ini agar sampai di ujungnya yaitu di
desa Ploso, Giritirto, Kabupaten Gunungkidul diperlukan waktu satu setengah jam.
Keadaan goa pada saat ini cukup memprihatinkan karena terjadinya gempa di
kabupaten Bantul beberapa waktu lalu yang membuat sebagian dari tebing-tebing
goa yang ada disini menjadi runtuh. Tetapi ini tidak menjadikan permasalahan
yang besar, karena daya tarik dan, pesona goa ini masih tersimpan dan terjaga
kelestariannya.Hanya saja yang menjadi kendala para wisatawan untuk mencapai di
lokasi goa cerme ini jalan yang harus ditempuh sangatlah terjal dan
berkelok-kelok sehingga membuat lokasi wisata alam ini tidak mempunyai
pengunjung yang banyak. Padahal jika dilihat dari segi sejarah dan segi
pariwisata lokasi ini sangatlah mempunyai harga jual yang tinggi bila tempat
wisata ini diperkenalkan pada orang banyak yang memiliki jiwa pecinta alam yang
kuat. Namun, anda tak perlu khawatir,jika akan berkunjung ke goa ini karena di
sepanjang jalan menuju letak goa anda akan disuguhi panorama-panorama yang
indah. Kelelahan yang anda rasakan saat menuju ke lokasi wisata ini dapat
terbayarkan dengan melihat panorama kota Jogja dari ketinggian yang terlihat sangat
indah.
Setelah anda menyusuri anak tangga
yang lumayan tinggi anda akan sampai di mulut goa. Sungguh tak dapat di
ungkapkan dengan kata-kata lagi keindahan yang menyalimuti goa ini yang memang
masih terlihat begitu alami dan asli. Terlepas dari keindahannya, anda masih
akan disuguhi beberapa goa-goa kecil yang berada tak jauh dari goa utama.k
goa-goa tersebut antara lain: goa Dalang. Goa Ledhek, goa Badhut, dan goa
Kaum yang dulu katanya sering digunakan sebagai media untuk meditasi. Pada hari
senin atau selasa wage banyak sekali pengunjung yang dating untuk meminta
berkah dari Tuhan dengan mengadakan acara syukuran. Pada hari-hari tertentu
juga ada dalang yang dating untuk
mencari pesugihan ataupun bersemedi sebelum naik pentas. Oleh karena
itu, tempat ini dianggap keramat oleh masyarakat sekitar.
Di dalam
goa cerme ini anda akan menemukan 9 lekukan di mulut goa yang menurut warga
sekitar ini merupakan jejak para wali yang dulu singgah di dalam goa ini untuk
mengatur strategi dalam penyebaran agama islam. Sebelum memasuki goa ini juga
harus melakukan ritual yang dipimpin oleh sang juru kunci karena masyarakat
sekitar mempercayai kalau ada roh halus yang terdapat di dalam goa ini.
Setelah memasuki goa ini maka suasana
angker dan magis yang anda rasakan di luar gua pasti akan berganti menjadi
kekaguman anda kepada Sang pencipta yang telah menciptakan alam ini begitu
indah. Lekukan-lekukan dan jalan-jalan di dalam goa ini begitu sangat menarik
dan sulit jika diungkapkan dengan kata, bahkan tak mungkin bisa berkata saking
kagumnya dengan ciptaan Tuhan yang satu ini. Tetapi yang tidak bisa dibayangkan
lagi adalah, bagaimana bisa para wali tinggal dan menetap lama di dalam gua
ini. Sementara suasana di dalam gua yang gelap, sunyi, lembab, dan juga basah.
Selama perjalanan menyusuri gua ini
anda akan disuguhi oleh banyak sekali keindahan-keindahan yang terdapat di gua
ini yang tentunya setriap tempat atau ruang memiliki fungsi tersendiri. Selain
itu mata anda juga akan disuguhi dengan keindahan air sungai bawah tanaih yang
terdengar gemericik mengalir menuju ujung sungai yang ada di sendang,
Gunungkidul. Tak cukup dengan keindahan air bawah tanah, anda juga bisa melihat
banyak sekali kelelawar yang bergtelantungan di dinding-dinding gua yang
sesekali berterbangan apabila kelelawar ini terusik. Semakin memasuki gua ini
anda akan semakin merasakan suasana lembab, tetapi tidak pengap karena udara
selalu mengalir dari kedua ujung gua. Perlu diperhatikan juga, bila akan
memasuki dan menyusuri gua ini maka, anda harus didampingi oleh petugas yang
sudah ada disana. Anda juga harus menggunakan pengaman diri anda seperti
senter, helm, dan juga bembu yang digunakan sebagai tongkat. Bila anda tidak
memperhatikan hal ini maka, akibatnya sangat fatal, anda bisa terjebak di
dalam gua yang gelap gulita dan terdapat banyak air.
Mata air/ sungai bawah tanah yang ada
didalam goa ini berasal dari rembesan dinding goa dan tetesan batu-batu yang
ada disekitarnya yang kemudian berkumpul dan membentuk mata air. Kualitas air
didalam goa ini sangatlah jernih dan juga bebas dari polusi seperti di
sungai-sungai pada umumnya. Air dari goa inilah yang juga menjadi sumber
penghidupan warga Bantul dan Gunungkidul yang selalu kekurangan air apabila
musim kemarau panjang tiba seperti sekarang ini. Air didalam goa ini juga tidak
pernah habis meskipun telah digunakan oleh banyak warga. Sehingga warga sekitar
goa cerme ini sering menyebut air di mata air ini sebagai air zam-zam. Pada setiap malam jumat kliwon banyak warga
yang dating untuk mengambil air di mata air ini untuk diminum dan juga untuk
dibawa pulang sebagai oleh-oleh dan tidak perlu jauh-jauh untuk datang ke tanah
suci mekkah. Mereka meyakini kalau air di mata air ini memiliki khasiat yang
hamper sama dengan khasiat yang dimiliki oleh air zam-zam di Tanah suci mekkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar